Home

Minggu, 15 Desember 2013

Philippines Part 2: Manila (Mall Of Asia, Ocean Park & Quiapo)


Hari kedua Minggu 10 Februari 2013, kami bangun pagi, setelah memasak sarapan kami berangkat menuju Mall of Asia, yang konon katanya diklaim sebagai mall terbesar di Asia. Kali ini kami tidak ingin gagal lagi. Kami memutuskan akan naik LRT jalur kuning/kereta dari Pedro Gill stasiun ke stasiun EDSA. Dari Tune hotel kami jalan kaki ke arah stasiun Pedro Gill  yang letaknya tidak jauh dari hotel, lewat pusat perbelanjaan Robinson mall. Stasiun LRT-nya mirip stasiun kereta commuter line Juanda karena keretanya berjalan di atas jalan layang, kereta LRT Manila lebih bagus dari commuter line dan nggak ada pedagang asongan yang jualan di dalam kereta. Suasana di dalam lrt penuh mirip comuter line di Jakarta cuma ada ac-nya (eh tapi commuter line Jakarta katanya udah pake ac semua). Kalau naik LRT harus waspada copet. Kalo ke pusat kota Manila dari bandara bawa koper banyak tidak disarankan naik LRT. Karena kondisinya penuh sesak dan gak seaman di MRT singapura.

Peta LRT Manila. Sumber: google
Sampai stasiun EDSA kami turun ke bawah jembatan layang ke tempat mangkal angkot, kami naik angkot tujuan MOA. Angkotnya bukan jeepney tapi mobil bak carry yang dikasih tempat duduk dan atap di bagian belakang, mirip angkutan pedesaan. Sampai di depan globe raksasa MOA, mallnya masih tutup, tapi banyak karyawan mall yang sudah datang. Kami ke bagian belakang mall dan melihat banyak sekali anak sekolah sudah berbaris antri untuk masuk ke science and discovery center MOA. Kalau nggak rame anak sekolah pengen juga masuk ke science and discovery center, tapi saking banyaknya anak sekolah yang antri nggak jadi deh. Kami lalu  ke bagian belakang MOA melihat kincir Manila eyes. Karena kepagian ya kincirnya belum buka, jadi belum bisa naik. Cukuplah foto-foto di jembatan depan Manila eyes. 

Kami menunggu mall buka jam 10. Waktu mall buka kami masuk, tapi pemeriksaan untuk masuk mall of Asia sangat ketat. Semua pengunjung mall diperiksa barang bawaannya dan badannya dicek dengan diraba oleh petugas keamanan mall. Kalau pengunjung perempuan dicek diraba oleh petugas perempuan, pengunjung laki-laki oleh petugas laki-laki. Setelah itu kami semua masuk lewat pintu detektor logam. Beda dengan mall di Jakarta yang tidak terlalu ketat penjagaannya. Oh ya, di Manila juga sering kami jumpai petugas keamanan atau polisi berjaga menggunakan senapan laras panjang. 


Kami berbelanja oleh-oleh t-shirt dan jeepney mini di tempat oleh-oleh khas Philippines, nama tokonya Cultura. Di Manila buku-buku sangat murah dan teksnya memakai bahasa Inggris bukan bahasa Tagalog jadi masih bisa dibaca kalo gak bisa bahasa Tagalog.


Setelah berbelanja kami naik taksi MGE yang banyak mangkal di depan MOA. tujuan kami berikutnya Manila zoo. Tapi begitu sampai Manila zoo, kami mengurungkan niat untuk masuk karena antriannya panjang sekali. Akhirnya kami naik jeepney ke Luneta. Dari depan Rizal monumen kami jalan kaki menyebrang ke lapangan bola. Di ujung lapangan bola itu terletak Ocean Park Manila. Dari jauh gedung ocean park Manila itu lebih terlihat seperti gelanggang renang.


Di Ocean Park Manila, antriannya juga penuh, tapi kami tetap antri penasaran seperti apa sih aquariumnya Manila, dan kami juga ingin melihat penguin di Ocean Park. Masuk Ocean Park ke aquarium air laut atau oceanarium, hmm..oke gini aja koleksinya. Menurut saya masih lebih bagus Sea World Ancol. Keluar oceanarium, kami masuk ke bagian penguin atau bagian antartica, lumayan menghibur hati. Di Sea World Ancol gak ada penguin soalnya. Keluar dari bagian penguin kami masuk ke bagian ruangan bersalju yang ada boneka saljunya. Cuma sebentar di bagian ruangan salju, kami keluar. Turun ke toko-toko. Keluar dari Ocean Park kami jalan ke depan Luneta, kami naik jeepney ke arah Quiapo. Tujuan kami ke Golden Mosque Quiapo, masjid terbesar di Manila. 

Pengunjung memberi makan penguin & difoto. Untuk memberi makan penguin & foto dikenakan biaya lagi
Sampai di Quiapo ternyata daerahnya kumuh. Quiapo itu daerah pasar dan terminal jeepney. Di  Quiapo banyak yang jualan makanan halal. Terlihat dari papan bertuliskan halal dalam huruf arab. Agak seram juga sih aura daerah Quiapo itu. Agak miris karena masjid terbesar di Manila lokasinya di daerah kumuh dan rawan. Waktu kami tiba di Golden Mosque, sedang ada semacam musabaqoh tillawatil qur'an atau MTQ. Tapi pesertanya laki-laki semua. 

Selesai sholat kami menyebrang lewat jembatan bawah tanah mirip yang ada di Blok M mall tapi yang di Manila gak pake ac walaupun di bawah tanah jadinya sumpek banget. Sudah gitu di jembatan bawah tanah itu banyak yang jualan rame banget. Rasanya lega begitu keluar dari bawah tanah. Di atas jembatan bawah tanah ada gereja Basilicca yang besar. Banyak orang sedang beribadah. Dari depan basilicca kami naik jeepney menuju Tune hotel. 

Sebelum jalan-jalan pagi harinya kami sudah menitipkan tas di loker karena kami akan kembali ke hotel sore, sudah lewat dari jam cek out. Setelah mengambil tas di hotel, kami naik taksi menuju NAIA terminal 3. Perjalanan selanjutnya ke Hongkong. Tapi sebelum terbang hati saya tambah dag dig dug karena tas bagasi makin overweight. Pas boarding tas bagasi lolos, tapi pas mau masuk ke ruang tunggu saya di stop oleh petugas Cebu. Cabin bag saya ditimbang dan total cabin bag saya 13 kg hiks. Lebih 6 kg dari yang seharusnya 7 kg. Saya disuruh memindahkan sebagian isi cabin bag ke tas bagasi. Bingung dong soalnya tas bagasi udah masuk di belt. Saya mencoba nego petugasnya, kalo tas bagasinya udah masuk. Trus petugasnya keukeuh bilang harus masuk bagasi atau ada opsi lain, yaitu dia bilang kalo ada tas lain masukin aja kelebihan barangnya ke tas lain. Boleh bawa 2 tas ke cabin pesawat. Alhamdulillah...akhirnya saya keluarkan tas tenteng yang saya jadiin satu di cabin bag, saya masukin isinya sebagian ke tas tenteng. Trus ditimbang lagi cabin bagnya udah berkurang tinggal 8 kg. Petugasnya agak kesel karena ternyata saya bawa tas lagi, tapi saya lolos boleh bawa 2 cabin bag walaupun overweight. Habis bayar airport tax, kami masuk lewat scanner x-ray. Kali ini saya kena lagi. Saya disuruh membuka tas karena ada bungkusan yang mencurigakan. Setelah dikeluarkan, bungkusan yang mencurigakan tersebut adalah bungkusan makanan yang saya bawa dari rumah. Isinya milo, keju, minuman sachet, dll. hihihi... Saya pikir tadinya bungkusan makanan itu mau disita, tapi ternyata nggak. Dibalikin lagi dan saya boleh lewat. Ya kalaupun disita saya sih ikhlas-ikhlas aja.hehehehe...

Lolos dari scanner x-ray, saya beresin lagi cabin bagnya, saya jadiin satu lagi deh tasnya. Jadi tas yang overweight dengan berat 13 kg bisa lolos masuk cabin cebu pacific, asal dimuat dalam 2 tas yang berbeda hehehe...Alhamdulillah gak kena biaya overweight...huhuhu...

Tujuan selanjutnya Hongkong....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan jika ada yang ingin ditanyakan atau dikomentari, tapi yang sopan ya....Spam & komentar yang gak sopan saya delete...