Home

Sabtu, 23 November 2013

Wali Songo Part 3, Sunan Giri dan Sunan Gresik/ Sunan Maulana Malik Ibrahim di Gresik

Minggu, 3 November 2013

Sunan Giri

Turun bus Armada Sakti, kami langsung naik angkot lynn kijang kuning tujuan Gresik - JMP, yang ke arah Gresik. Karena di dekat pintu keluar tol itu angkotnya lama ngetem, kami turun lagi dan menyetop angkot yang sedang jalan saja. Kami minta tolong supirnya agar diturunkan di perempatan lampu merah menuju Sunan Giri. Ternyata dari pintu keluar tol Romokalisari atau terminal Wilangun ke perempatan lampu merah Sunan Giri itu jaraknya tidak terlalu jauh. Dari lampu merah kami naik ojek ke Sunan Giri. Ongkos ojek 5 ribu karena jaraknya dekat. Ketika kami tiba di Sunan Giri, adzan maghrib sudah berkumandang. 

Gerbang ke masjid Sunan Giri
Lokasi makam Sunan Giri terletak di atas bukit. Harus naik tangga yang jumlahnya lebih banyak dari Sunan Drajat. Capek juga naik tangganya. Sampai ujung tangga, kami naik ke pintu gerbang area masjid. Sholat maghrib dulu. Saya juga pengen ke toilet. Toilet di area Sunan Giri banyak sekali dan bersih. Habis dari toilet kami turun dan belok ke jalan menuju makam Sunan Giri. Toko sekitar jalan ke makam banyak yang tutup. Tidak terlalu banyak peziarah. Mungkin karena sudah lewat maghrib. Memang situasi di area Sunan Giri ini menurut saya terasa lebih seram karena banyak pohon dan di atas bukit. Mungkin juga karena terpengaruh cerita supir omprengan. 

Makam Sunan Giri berada dalam dinding berukir 

Batu-batu nisan putih besar
Kami duduk dekat rombongan yang baru datang dan ikut dzikir serta ngaji. Selesai dzikir, saya celingukan mencari petunjuk patung batu remaja itu, mau bertanya ke penjaga area makam kok segan, takut juga. Sambil jalan kami lihat ada rombongan peziarah yang masuk ke dalam dinding kayu berukir penutup makam Sunan Giri. Kami lalu ikutan saja masuk ke dalam, penasaran ingin lihat nisan makam Sunan Giri. Di dalam dinding kayu berukir, kami melihat batu nisan berukuran besar berwarna hitam. Pengen moto di dalam tapi kok ya takut. Akhirnya gak jadi, saya cuma berdoa saja disitu lalu keluar lagi. 

Kami turun ke bawah bukit, tempat awal naik. Di bawah rame ojek dadakan berebut mengantar peziarah ke terminal Gresik. Saya minta ojek untuk mengantar ke Sunan Maulana Malik Ibrahim. Ojeknya menolak katanya jauh. Aneh. Saya minta beberapa tukang ojek lagi mereka juga nggak mau. Mereka lebih memilih mengantarkan rombongan peziarah ke arah terminal Gresik. Mungkin dari Sunan Giri ke terminal Gresik lebih dekat. Saya dan suami pindah ke seberang jalan. Pas lagi bengong, datang ojek pertama yang saya minta, dia membawa temannya, mereka mau mengantar ke Sunan Maulana Malik Ibrahim dengan ongkos 15 ribu per motor. Kami setuju karena sudah malam. 

Sunan Maulana Malik Ibrahim/ Sunan Gresik

Lokasi makam Sunan Giri dengan makam Sunan Maulana Malik Ibrahim/ Sunan Gresik lumayan jauh. Pantesan ojeknya lebih milih penumpang dengan tujuan dekat. Lokasi makam Sunan Maulana Malik Ibrahim itu di area perumahan yang sepi nggak kayak area sunan-sunan lainnya. Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim ini terlihat sangat sederhana tidak pakai dinding kayu berukur. Batu nisannya saja bisa dilihat oleh semua orang hanya dibatasi pagar stainless. Tapi walaupun sederhana dan nggak ribet, tetap terlihat mewah karena di atas makam dipasang lampu kristal chandelier. 

Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim dengan chandelier di atasnya

Saking sederhananya dan nggak ribet, saya agak nggak yakin kalau itu makam Sunan Maulana Malik Ibrahim. Sesuai foto yang di google biasanya ada tulisan makam Sunan Maulana Malik Ibrahim. Saya jalan keluar kok nggak ada. Saya tanya sama tukang minuman dimana tulisan sunan Maulana Malik Ibrahim, tukangnya bilang kalau dinding yang ada tulisan makam Sunan Maulana Malik ibrahim dirobohkan karena mau direnovasi. Pantasan saja saya cari-cari nggak ada. 

Di depan makam Sunan Maulana Malik Ibrahim nggak ada ojek. Kami bingung mau pulang musti lewat mana. Angkot juga nggak ada yang lewat. Dikasih tau sama tukang minuman itu, jalan kaki dulu nanjak ke perempatan lampu merah. Dari situ naik angkot merah. Okelah, kami menuruti sarannya. Jalan kaki ke lampu merah. Di seberang my salon kami nunggu angkot. Nggak lama angkot merahnya datang. Kami naik, lalu minta ditunjukan arah ke Sunan Ampel di Surabaya. Supirnya bilang nanti nyambung naik angkot kijang kuning arah JMP. Sekitar 20 menit angkot merah sampai di dekat pom bensin. Di depan pom bensin ada  angkot kijang kuning, supir angkot merah menitipkan kami ke supir angkot kuning, minta kami diturunkan di JMP. Kami duduk di depan samping supir. Angkot berjalan menuju Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan jika ada yang ingin ditanyakan atau dikomentari, tapi yang sopan ya....Spam & komentar yang gak sopan saya delete...