Home

Selasa, 26 November 2013

Perjalanan Pulang Naik Gaya Baru Malam Selatan

Senin, 4 November 2013

Hari Senin kami pulang ke Jakarta naik Gaya Baru Malam Selatan, berangkat jam 12 siang dari stasiun Gubeng. Ancer-ancer setidaknya kami sudah harus ada di stasiun Gubeng jam 11, dan berangkat dari homestay jam 10 pagi mengantisipasi macet dan lain-lain. Kami belum sempat mengeksplor kota Surabaya, jembatan Suramadu, kuliner Surabaya yang hiets dan terkenal. Itinerary kuliner yang sudah disusun gagal maning- gagal maning. Waktu 5 hari nggak cukup buat eksplore semua jadwal  yang sudah disusun. Selama 5 hari menclok-menclok dari satu kota ke kota lain banyak pengalaman yang kami rasakan. Kami berdua sangat menikmati wisata tour de East Java ini hehehe. Orang-orang yang kami temui baik-baik. menyenangkan sekali.

Sebelum berangkat ke stasiun Gubeng, jam 7 kami keluar homestay, kami sempatkan pergi sarapan kuliner khas Surabaya, lontong balap Pak Gendut. Saking pengen tau gimana sih rasanya lontong balap itu. Kami berangkat nggak bawa ransel yang udah beranak pinak karena tentengan oleh-oleh dll. Berat bok kalau dibawa. Yang penting udah packing jadi kalau pulang dari pak gendut tinggal samber aja.  Sampai di  pak gendut kepagian. Jam 8 kami sudah nongkrong di depan kantor PDAM Gubeng nungguin rumah makannya buka. Udah dag dig dug aja. Menghitung waktu keburu nggak ya makan, kalo warungnya buka jam 9. Pesen makan, nunggu makanan datang trus makan bisa 45 menitan sampai 1 jam, balik ke homestay 1 jam, balik lagi ke Gubeng 1 jam, whooa mepet banget, haduh nyesel tadi nggak bawa tas aja, jangan sampe ketinggalan kereta. Pucuk dicinta, jam 8.30 pagi karyawan lontong balap pada datang naik motor, daripada nunggu depan trotoar PDAM, mending numpang nunggu di lontong balap. Kita nyebrang jalan. Tadinya kalau jam 9 belum buka juga, kita mau pergi, nggak jadi sarapan disitu, takut nggak keburu waktunya balik lagi ke homestay ambil tas ransel dll. 

Karyawan pak gendut lagi beres-beres rumah makan, kita tanya kapan bukanya. Mereka jawab jam 9, trus kita minta izin buat nunggu di situ sampe mereka siap & ready terima pesanan, mereka bolehin kita nunggu. Ya udah nunggu sambil tetep deg-degan, kapan nih mereka mulai bisa dipesan. Sebelum lontong balapnya bisa dipesan kita pesen minum dulu, sekitar 20 menit kemudian mereka untungnya udah bisa dipesan. Ya mungkin karena merasa diburu-buru pelanggan pertama yang kelaparan dan dikejar waktu. Kita juga bilang sih lagi buru-buru mau pulang naik kereta tapi bela-belain pengen nyicipin lontong balap yang udah kesohor ini.

Singkat cerita perut kenyang, hati senang tapi pikiran belum tenang mikirin waktu yang mepet. Biar cepet, dari depan PDAM Gubeng kita naik taksi ke providence homestay ambil tas dll, check out balikin kunci kamar, trus ke Gubeng naik taksi yang sama. Sempet kejebak macet di Darmo. Karena kita baru pertama kali ke Surabaya, baru tau juga kalau pintu buat naik kereta ekonomi dan eksekutif/bisnis di stasiun Gubeng itu beda. Pintu utama/ pintu depan stasiun Gubeng buat penumpang kereta eksekutif/bisnis, sedangkan buat penumpang kereta ekonomi masuknya dari pintu di depan jalan Gubeng Pojok, alias di pintu belakang. Pas udah naik taksi dari depan PDAM baru tau juga kalau stasiun Gubeng itu disebelah kantor PDAM, hadooh tau gitu mending tadi pagi ke pak Gendut bawa tas aja. Tinggal naik becak dari pak gendut ke stasiun Gubeng. Ya sudahlah kan nggak tau. Sampe di pintu belakang stasiun di jalan Gubeng Pojok jam 11-an kurang. Lega, walaupun tadi sempet deg-degan juga karena kita merasa diajak muter-muter sama supir taksi merk terkenal se-Indonesia. Beli cemilan dulu buat di kereta di minimarket luar stasiun. Sempat merhatiin angkot yang lewat pintu stasiun Gubeng Pojok itu angkot lynn warna coklat, kalo nggak salah liat lynn F. 

Stasiun Surabaya Gubeng
Masuk stasiun, penuh banget orang dan stasiun bagian belakang ini ternyata kecil. Ruang tunggunya penuh orang kursi tunggu cuma sedikit. Kereta demi kereta datang dan waktu tunggu naik kereta cuma sebentar. Pas jam 11.30, ada halo-halo dari speaker pengumuman kalo penumpang Gaya Baru Malam Selatan disuruh nunggu di peron. Waah... cepat banget. Untung kita udah sampe stasiun jam 11. Dan keretanya beneran on time. Berangkat dari stasiun Gubeng jam 12 teng. Untung kita nggak telat sampe stasiun. Salut buat PT KAI keretanya selalu on time. 

Di stasiun Surabaya gubeng, keretanya sepi banget
Dari Gubeng, kereta sepi, jadi bisa tidur-tiduran 1 bangku panjang 1 orang. Sampe Mojokerto baru banyak yang naik, jadi posisi duduk manis. Sampai Madiun, gerbong no 4 kereta bermasalah  harus diganti, akibatnya AC nggak nyala, jendela harus dibuka biar nggak pengap. Kata petugas yang bukain jendela keretanya, "ini kereta AC ekonomi. AC alias Angin Cendelo" hihihi. 

Colokan listrik di kereta gaya baru malam selatan
Sampai Solo, kereta bermasalah lagi, kali ini bagian depannya yang diganti. Dua kali kerusakan dan penggantian kereta menyebabkan kereta telat dua jam dari jadwal seharusnya. Sampai Jogjakarta, banyak yang turun, tapi lebih banyak yang naik. Saya dan suami yang tadinya pindah tempat duduk, harus kembali ke kursi sesuai nomor di tiket. Penumpang keretanya benar-benar penuh. Bahkan gerbong yang kami tempati sebagian besar diisi oleh rombongan keluarga dari Jakarta yang habis jalan-jalan dan arisan ke Jogja. Untung AC-nya sudah hidup lagi walau nggak terlalu dingin. Suasana di dalam gerbong hiruk pikuk karena penuh. Suasananya beda nggak seperti waktu naik Matarmaja. Pas malam, udah deh banyak yang ngampar tidur di lantai kereta pakai koran. Hiyaaa, mirip kereta jaman dulu. 




Keterlambatan kereta 2 jam menjadi berkah buat kami. Kalau keretanya on time dan nggak ada masalah, seharusnya kami tiba di stasiun Senen jam 1 malam. Dan jam segitu nggak ada bus yang jalan. Jadi kami musti nunggu lama alias tidur di stasiun sampai subuh. Tapi karena keretanya telat, kita nggak harus nunggu lama di stasiun. Jam 3 subuh kita sampai stasiun Senen. Banyak juga yang tidur di stasiun, nunggu ada bus. Kita nunggu di stasiun cuma 2 jam. Subuhan dulu, ke toilet dulu. Untung pagi-pagi toilet dalam stasiun udah buka, dan toiletnya lumayan bersih. Habis itu kita ke luar stasiun, sarapan di 7-11 stasiun Senen *kok waktu berangkat kita nggak liat ada 7-11 ya?*. Habis itu naik bajaj ke tempat bus pulang. Trus naik bus deh ke rumah. Alhamdulillah, jam 8 kita sampai rumah. Cape tapi seneng. Semoga dalam waktu dekat kami bisa balik ke Surabaya dan mengeksplore kota-kota dan objek wisata di Jawa Timur lainnya. 

1 komentar:

Silahkan jika ada yang ingin ditanyakan atau dikomentari, tapi yang sopan ya....Spam & komentar yang gak sopan saya delete...