Jum'at, 1 November 2013
Jam menunjukan pukul 10 malam ketika kami diantar masuk ke Ana Tengger homestay oleh supir travel. Kami diantar ke kamar, tak lama pak Sandriman datang. Kami membayar sewa kamar 200 ribu rupiah. Lumayanlah kamarnya bersih, lantai keramik. Kamar mandi di luar kamar tapi bersih dan ada air panas untuk mandi. Air panas itu penting karena air bak di Cemoro Lawang dingin sekali, seperti air es. Suami saya memutuskan langsung tidur saja tidak mandi. Karena jam 3 pagi esok kami sudah harus bangun dan naik jeep ke pananjakan untuk melihat sunrise Bromo.
Saya memutuskan untuk mandi karena gerah. Badan rasanya lengket karena keringat. Untungnya ada air panas, soalnya saya iseng mengguyur badan dengan air dari bak. Hadooh..dingin banget, seperti air es. Habis mandi terasa lebih adem. Terlalu adem malah. Dan saya pun kedinginan sampai harus memakai dua kaos, sarung tangan dan kaos kaki. Ngecek hp batrenya low batt semua. Pas nyari colokan ternyata di kamar gak ada colokan listrik. Colokan listrik cuma ada di luar kamar di atas dipan. Ya udah saya tiduran di atas dipan di luar kamar sambil ngecharge hp. Sinyal 3 kadang ada kadang nggak. Sambil ngecharge hp saya tidur-tidur ayam. Di Ana Tengger homestay yang menginap cuma kami berdua. Pemilik rumah tinggal di lantai bawah. Saya gak bisa tidur nyenyak juga, antara lapar dan kedinginan. Mau beli makanan tapi gak tau kemana karena di luar sepi banget. Mau tidur tapi lapar.
Sabtu, 2 November 2013
Jam 3 pagi saya dan suami bersiap-siap menunggu jeep yang akan menjemput kami. Oh ya, sebelumnya kami sudah deal dengan supir travel kalo mau naik jeep ke Pananjakan dan Bromo, bayar 100 ribu/orang, ditambah tiket masuk Bromo 25 ribu rupiah/ orang. Jadi total kami bayar 250 ribu rupiah untuk 2 orang. Supir travel bilang siap-siap jam 3 dijemput. Jam 3 kami keluar homestay. Saya pakai baju 3 lapis, kaos kaki, sepatu dan sarung tangan tapi masih dingin. Orang-orang juga sudah mulai keluar dari homestay dan mulai rame suara jeep yang berjalan. Supir travel menelpon kami dan menyuruh kami menunggu di pertigaan jalan dekat kantor desa Ngadisari. Sewaktu kami sampai disana kami disapa oleh seorang pengemudi jeep dan mengatakan ia pengemudi jeep kami. Kami lalu naik jeep bapak itu. Mohon maaf saya lupa namanya. Kami lalu menjemput teman satu jeep kami. Karena satu jeep bisa diisi 6 orang maka kami bersama dengan 4 orang lain yang tidak kami kenal. 4 orang yang lain adalah tamu dari Cemara Indah hotel. Tidak berapa lama 4 orang itu datang. 2 orang adalah turis asing wanita yang satu travel dengan kami, dan 2 orang lainnya adalah sepasang keluarga muda dengan anak kecil.
Jeep ke Pananjakan |
Hari masih gelap dan dingin. Rombongan jeep, motor dan kuda mulai bergerak ke bromo. Kami berjalan melewati Cafe Lava Hotel dan hotel Bromo Permai 1. Dan ternyata di depan hotel Bromo Permai 1 suasananya rame, banyak tukang nasi goreng, tukang minuman hangat jualan di depan gazebo yang ada di depan hotel dan menghadap lautan pasir dan gunung batok. Hadoooh tau gitu saya jalan ke depan hotel Bromo Permai 1, padahal gak jauh jalan dari Ana Tengger homestay ke depan hotel Bromo Permai 1.
Foto nomor mobilnya biar ga susah nyari |
Jeep mulai berjalan menuruni turunan di ujung hotel Bromo Permai 1, langsung melewati lautan pasir dan gunung Batok. Lalu kami menanjak melalui tanjakan yang banyak dan berkelok-kelok. Jeep berbaris mengantri tanjakan seperti konvoi. Rame suara deru jeep. Debu pasir beterbangan bercampur udara dingin. Untung saya sudah prepare membawa masker. Setelah melewati plang tulisan wonokitri dan pananjakan, jeep berhenti. FYI, desa wonokitri dan cemoro lawang itu dua lokasi yang berbeda. Jeep-jeep yang lain berhenti di pinggir jalan. Supir jeep menyuruh kami keluar setelah sebelumnya menyuruh kami mengingat nomor plat mobilnya, karena banyak sekali jeep hardtop yang sama, kami lalu memotret plat nomor mobilnya dan berjalan ke arah orang ramai. Kata supir jeep tinggal jalan kaki naik ke atas bukit kecil. Jam 5:30 harus sudah kembali ke jeep.
Fajar di Pananjakan |
Di depan, di pinggir jalan yang ada pagarnya ada banyak orang. Saya gak ngerti kami ada di pananjakan mana. Karena ini pengalaman pertama saya ke Bromo. Kalo menurut informasi dari mbah google, pananjakan itu ada 2, ada pananjakan 1 ada pananjakan 2. Sepertinya kami ada di pananjakan yang lebih rendah karena kami melihat di atas bukit yang lebih tinggi ada banyak cahaya blitz. Dan untuk menuju bukit itu jeep harus naik lebih tinggi lagi. Sebelumnya kami sudah bilang ingin ke pananjakan 1, supirnya bilang iya-iya aja. Tapi susah juga sih mau protes karena kami menyewa jeep itu bersama orang lain. Jadi tidak bebas. Apa boleh buat pasrah aja. Tapi pemandangan Bromo, Batok, Semeru dan lautan pasirnya tetap cantik. Cuma tidak ada kabut. Jadi kami tidak melihat pemandangan lautan pasir tertutup kabut seperti di tv. Hari itu cuaca cerah.
View dari pananjakan bawah itu dari samping |
Gunung batok dan lautan pasir |
Suami lagi bengong |
Saya di depan Gunung Batok, Bromo, Semeru |
Jeep menuju kawah |
haloo, maaf mau tanya itu supir jeep sekalian dari travel yang antar ke penginapan ya?
BalasHapuspunya nomor kontak nya kah untuk sewa jeep?
trims before :)
halo, supir jeepnya bukan supir travel. Supir jeep itu dapet orderan dari supir travel. Kalo datang sendiri ke cemoro lawang sebelum magrib, bisa sewa sendiri sama orang-orang yg punya jeep. Saya kemaren ga nanya nama & no kontak bpk supir jeep. Kalo mau shared jeep sama orang lain kayaknya bisa daftar ke hotel-hotel di cemoro lawang,siapa tau bisa dicariin jeep yg mau patungan. Kemaren saya shared jeep sama tamu hotel cemara indah. HTH
BalasHapus