Home

Jumat, 17 Januari 2014

Gagal Total Makan Nasi Kandar Lalu Mengunjungi Rusa di Monas


Ceritanya saya sudah lama kangen ngidam pengen makan nasi kandar ala-ala Malaysia lagi. Waktu saya dan suami ke Malaysia tahun 2011, kami doyan sekali makan nasi kandar karena berbeda dengan nasi lemak. Nasi lemak itu ya sama aja dengan nasi uduk cuma beda nama. Kalau nasi kandar yang kami makan waktu itu dijual oleh orang India Muslim dan rasanya sangat enak. Warna nasinya agak merah. Dengan lauk potongan cumi dan sapi berwarna merah. 

Saya sudah pernah ke resto yang suka menjual masakan Malaysia seperti Secret Recipe, tapi nggak jual nasi kandar, adanya nasi lemak. Sampai suatu hari saya googling yang jual nasi kandar di Jakarta, ternyata ada resto yang jual nasi kandar di jalan Jaksa, nama restonya KL Village. Ya sudah saya dengan girang mengajak suami kesana pas liburan awal tahun 2014. 

Pagi-pagi berangkat dari Tangerang mampir dulu ke masjid Istiqlal, dari Istiqlal naik taksi ke jalan Jaksa. Pas udah nemu restonya dan siap pesan makanan, dengan pede dong saya bilang, "mbak saya pesan nasi kandar yah 1". Eeeee..malah mbak pelayannya nanya, "nasi kandar apa ya? ga jual nasi kandar, adanya nasi lemak, nasi biryani". Elooh...bukannya banyak yang nulis di blog, kalo di resto itu jual nasi kandar, bahkan sampe sebuah media online juga menulis review soal nasi kandar yang dijual disitu. Pas saya lihat buku menunya memang tidak ada menu nasi kandar dijual disitu. Ya ampun, jadi yang orang-orang tulis review di blog dan ditulis di media online itu nasi apa? nasi kandar palsu? Yah, daripada terlanjur kecewa sudah jauh-jauh dari Tangerang ke jalan Jaksa nggak makan juga, akhirnya kami pesan nasi lemak dan nasi biryani. Nasib..nasib...pengen makan nasi kandar nemunya nasi lemak dan nasi biryani. 

Kawasan jalan Jaksa terkenal sebagai area turis backpacker. Terdengar musik berdentum dari cafe sebelah resto kami makan. Salutnya di resto KL Village tertulis pengumuman besar-besar "NO ALCOHOL". Mereka tidak menjual minuman beralkohol. Salut pada pemilik resto tersebut. Pada saat kami makan ada rombongan kakek-kakek turis Cina dari Sichuan yang tidak bisa berbahasa Inggris, akhirnya memesan makanan dengan menunjuk-nunjuk makanan yang kami makan.

Habis makan kami naik taksi ke Monas. Iseng aja, pengen liat rusa di Monas. Di Monas banyak rusa tutul pindahan dari Istana Bogor. Banyak anak kecil memberi makan rusa. Ramai sekali suasana Monas pada liburan tahun baru itu. Banyak delman hias dan penyewaan sepeda tandem. Banyak penjual pakaian juga, dan yang unik ada ibu-ibu yang menjual obat mencoba menarik perhatian orang dengan mengeluarkan jenglot. Hiii..serem, gak minat liat gituan, kami memilih pergi.

Kami cuma lewat di halaman Monas tidak ke dalam area tugu Monas. Saya tidak tertarik masuk ke dalam karena sudah beberapa kali masuk ke dalam Monas. Di dalam hanya ada diorama dan kalau mau naik ke puncak Monas, antrinya panjang sekali. 

Sekarang taman Monas lebih asri, tidak terlalu bau ee kuda. Dulu-dulu kalo ke Monas, ya ampun baunya, bau ee kuda dan bau pesing. Sekarang nggak lagi. Lebih rapi dan terawat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan jika ada yang ingin ditanyakan atau dikomentari, tapi yang sopan ya....Spam & komentar yang gak sopan saya delete...