Home

Minggu, 10 November 2013

Malang, Part 1 (rawon tessy, gress homestay, bakso president)

Kamis, 31 Oktober 2013



Keluar stasiun Malang, lho kok panas ya? katanya Malang itu dingin, tapi ini kok terik banget? Kami melangkahkan kaki, berjalan ke arah kiri pintu keluar stasiun. Tujuan kami adalah warung rawon Tessy.  Saya sudah menulis di itinerary begitu sampai Malang langsung sarapan di rawon Tessy, dan menurut mbah google rawon Tessy itu nggak jauh dari stasiun Malang Kota Baru. Tinggal jalan kaki ke arah kiri stasiun dekat yang jualan helm.Gak perlu nyebrang, jalan ke kiri stasiun lurus aja.  Setelah jalan trus ada pertigaan kok belum nemu juga, akhirnya tanya sama bapak-bapak. Trus dikasih tau jalan dikit lagi lurus warung yang banyak orangnya depan pasar. Bener aja gak lama keliatan warung yang banyak orang lagi sarapan. Kecil sih warungnya tapi keliatan dari pinggir jalan. 
Warung rawon Tessy

Saya memesan rawon setengah porsi. Suami pesan opor ayam satu porsi. Pas datang opor ayamnya, kok ayamnya ada dua potong, padahal pesan satu porsi, kata suami saya mungkin memang satu porsinya dapat dua ayam, ya udah dimakan aja. Saya sengaja pesan rawon setengah porsi jaga-jaga takut rasanya gak sesuai selera. Tapi ternyata pas dicoba kuahnya, enak banget, dagingnya enak, perkedelnya enak. Walaupun buat saya kuah rawonnya agak asin, tapi saya suka. Nyesel cuma pesan setengah porsi. 
Nasi rawon, paru goreng, tempe, perkedel, dan nasi opor ayam

Menu rawon tessy

Total makan di rawon Tessy 34 ribu rupiah berdua. Habis makan kami menyebrang ke depan warung nunggu angkot arah ke terminal arjosari. Ada angkot GA kami berhentikan. Kami tanya apa lewat rumah sakit Lavalette. Supirnya menjawab "iya", kami lalu naik. Kemudian setelah 15 menit naik angkot kami diturunkan persis di depan rumah sakit Lavalette. Turun dari angkot kami menghampiri tukang becak. Kami tanya tau gak jalan Kahayan dekat jalan Batanghari dan jalan Mahakam. Tukang becaknya tau dan mau mengantarkan kami kesana. Kami lalu naik becak dari depan rumah sakit Lavalette. Lewat gang di sebelah rel kereta, jalan di sebelah rel kereta itu adalah jalan Batanghari, lalu gak jauh dari situ dekat tukang jualan knalpot ada gang jalan Mahakam dengan plang tulisan Gress homestay, jalan Kahayan dekat jalan Mahakam itu. Becak lalu belok ke kanan dan pas di depan turunan berhenti. Di turunan itu letak Gress homestay. Jadi Gress homestay itu lokasinya dalam kompleks perumahan. 

Gress homestay

Dari luar sih rumahnya keliatan tua dan kelihatan seperti rumah biasa, gak kelihatan seperti homestay atau hotel. Kami disambut oleh seorang oma yang cantik dan menyapa kami dengan bahasa Inggris. Sekilas wajahnya mirip Krisdayanti, dan memang menurut mbah google yang punya Gress homestay masih kerabat Krisdayanti dan Yuni Shara. Di ruang tamu ada foto Yuni Shara. Setelah cek in kami diberi kunci kamar. Pas masuk kamar, lumayanlah kamarnya besar dan bersih, walaupun lemarinya tua, tapi ada kamar mandi di dalam dan ada air panas buat mandi. Kami lalu menaruh ransel di kamar, lalu mandi dan ganti baju. Kemudian langsung pergi lagi menuju bakso President. 

Bakso president letaknya nggak jauh dari Gress homestay. Tinggal keluar jalan yang ada toko knalpot trus jalan lurus ke arah kanan, gak jauh dari situ sudah ada tiang penunjuk bakso President. Lokasinya di seberang rel kereta, di belakang hotel Savana (menurut mbah google, hotel Savana ini dulunya mitra supermarket trus diubah jadi hotel). Sekitar jam 9 kami ke situ warungnya sudah buka dan sudah ada beberapa orang yang sedang makan bakso. 

Bakso President

Bakso

Kalo menurut saya sih rasa baksonya biasa aja. Sama seperti bakso yang lain. Cuma sambelnya pedes bener. Dua sendok aja udah pedes banget. Habis makan bakso President langsung cabut, lanjut ke tujuan berikutnya. Jatim Park 2 di kota Batu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan jika ada yang ingin ditanyakan atau dikomentari, tapi yang sopan ya....Spam & komentar yang gak sopan saya delete...