Setelah menganalisis dari kecenderungan karakter manusia. Saya bisa menarik kesimpulan bahwa karena beda tipe otaknya, tidak semua tipe senang merantau atau jalan-jalan atau travelling. Padahal travelling menurut saya adalah sarana mempelajari hal-hal yang tidak kita dapat di bangku sekolah atau kuliah.
Ada tipe yang karena eman terhadap uang dan lebih suka mengumpul-ngumpulkan uang jadi tidak suka mengeluarkan uang untuk travelling. Lebih suka cari uang buat dikumpulkan. Buat tipe ini travelling cuma buang-buang duit.
Ada tipe yang penakut dan tidak mandiri, kemana-mana ga bisa sendiri harus ditemenin orang,padahal kadang travelling itu ga bisa selalu ditemenin orang,kadang harus sendiri,kalo minta ditemenin terus ya jadi merepotkan orang lain. Apalagi kalo harus mikir kalo traveling dari mana harus kemana,naik apa,lewat mana,malas banget mikir maunya tau beres.
Ada yang memang lebih senang di rumah saja. Tidak mau meninggalkan kenyamanan rumah. Home sweet home pokoknya.
Ada tipe panasan. Yang kalo liat orang travelling langsung nuduh macam-macam.Pamer lah. Norak lah. Apa lah. Yang jalan orang lain pake duit sendiri yang heboh dan pusing orang lain. Emang rada sakit jiwa,depresi sendiri liat orang lain jalan-jalan. Coba yang model kayak gini periksa ke rumah sakit ke bagian kesehatan jiwa. Mungkin bisa membantu sakit mentalnya. Kemungkinan juga tipe ini tipe orang bermental capit kepiting, ga suka liat orang lain melebihi dirinya.
Menurut saya travelling bisa jadi sarana mempelajari banyak hal.Belajar mandiri. Ketika travelling kita mempelajari hal-hal baru yang berbeda dengan lingkungan kita. Karakter yang berbeda dari suatu wilayah,budaya,belajar mengatur waktu dan adaptasi makanan ketika menemukan makanan yang tidak sesuai dengan selera. Dilema dikejar waktu ketika delay pesawat. Dilema kehabisan uang. Belajar untuk tidak mengeluh. Dan lain-lain.
Ketika travelling kita jadi tau karakter asli orang. Ini orang cuma jadi beban selama perjalanan atau bisa jadi teman perjalanan yang baik. Contoh aja: pernah liat kasus di internet,ada pendaki di gunung yang hampir mati hipotermia lalu ditinggal temannya buat naik ke puncak gunung. Kan jadi keliatan watak aslinya teman yang naik gunung itu. Tega sekali meninggalkan temannya hampir mati di gunung.
Travelling itu bisa juga buat liat kecocokan jodoh. Karena travelling sama aja kayak kita menjalani perjalanan hidup. Bisa liat orang ini cocok ngga jadi teman perjalanan hidup. Cuma jadi beban selama perjalanan atau cocok bisa gantian backup selama perjalanan.
Sebenarnya dari golongan darah juga sudah bisa keliatan sih,orang tipe ini cocok jalan bareng dengan tipe ini. Yang tipe ini ga bakal cocok jalan dengan tipe ini. Tapi untuk meyakinkan lagi, saya memutuskan untuk menguji lagi. Ga cukup dengan dugaan-dugaan. Karena manusia dinilai dengan bukti perbuatan,bukan dengan dugaan-dugaan. Ada juga sih tipe yang ngga cocok tapi karena sudah meminimalisir sifat buruk jadi cocok. Ga bisa digeneralisir sama semua sih. Tapi umumnya rata-rata begitu. Intinya kalo memang tidak cocok dan ingin meminimalisir percekcokan ya ga usah jalan bareng. Simple.
Kalo saya sih,buat siapa aja yang masih muda, tua juga ngga apa-apa sih kalo mau travelling, sehat, punya uang, punya waktu, selama ada kesempatan, travelling lah sejauh-jauhnya. Lihat tempat lain yang berbeda dengan lingkungan sendiri. Pelajari hal-hal yang tidak ditemui di sekolah atau kuliah. Ketemu orang-orang baru. Siapa tahu ketemu dengan kesempatan atau jodoh...eaaa...😆
Ada tipe yang karena eman terhadap uang dan lebih suka mengumpul-ngumpulkan uang jadi tidak suka mengeluarkan uang untuk travelling. Lebih suka cari uang buat dikumpulkan. Buat tipe ini travelling cuma buang-buang duit.
Ada tipe yang penakut dan tidak mandiri, kemana-mana ga bisa sendiri harus ditemenin orang,padahal kadang travelling itu ga bisa selalu ditemenin orang,kadang harus sendiri,kalo minta ditemenin terus ya jadi merepotkan orang lain. Apalagi kalo harus mikir kalo traveling dari mana harus kemana,naik apa,lewat mana,malas banget mikir maunya tau beres.
Ada yang memang lebih senang di rumah saja. Tidak mau meninggalkan kenyamanan rumah. Home sweet home pokoknya.
Ada tipe panasan. Yang kalo liat orang travelling langsung nuduh macam-macam.Pamer lah. Norak lah. Apa lah. Yang jalan orang lain pake duit sendiri yang heboh dan pusing orang lain. Emang rada sakit jiwa,depresi sendiri liat orang lain jalan-jalan. Coba yang model kayak gini periksa ke rumah sakit ke bagian kesehatan jiwa. Mungkin bisa membantu sakit mentalnya. Kemungkinan juga tipe ini tipe orang bermental capit kepiting, ga suka liat orang lain melebihi dirinya.
Menurut saya travelling bisa jadi sarana mempelajari banyak hal.Belajar mandiri. Ketika travelling kita mempelajari hal-hal baru yang berbeda dengan lingkungan kita. Karakter yang berbeda dari suatu wilayah,budaya,belajar mengatur waktu dan adaptasi makanan ketika menemukan makanan yang tidak sesuai dengan selera. Dilema dikejar waktu ketika delay pesawat. Dilema kehabisan uang. Belajar untuk tidak mengeluh. Dan lain-lain.
Ketika travelling kita jadi tau karakter asli orang. Ini orang cuma jadi beban selama perjalanan atau bisa jadi teman perjalanan yang baik. Contoh aja: pernah liat kasus di internet,ada pendaki di gunung yang hampir mati hipotermia lalu ditinggal temannya buat naik ke puncak gunung. Kan jadi keliatan watak aslinya teman yang naik gunung itu. Tega sekali meninggalkan temannya hampir mati di gunung.
Travelling itu bisa juga buat liat kecocokan jodoh. Karena travelling sama aja kayak kita menjalani perjalanan hidup. Bisa liat orang ini cocok ngga jadi teman perjalanan hidup. Cuma jadi beban selama perjalanan atau cocok bisa gantian backup selama perjalanan.
Sebenarnya dari golongan darah juga sudah bisa keliatan sih,orang tipe ini cocok jalan bareng dengan tipe ini. Yang tipe ini ga bakal cocok jalan dengan tipe ini. Tapi untuk meyakinkan lagi, saya memutuskan untuk menguji lagi. Ga cukup dengan dugaan-dugaan. Karena manusia dinilai dengan bukti perbuatan,bukan dengan dugaan-dugaan. Ada juga sih tipe yang ngga cocok tapi karena sudah meminimalisir sifat buruk jadi cocok. Ga bisa digeneralisir sama semua sih. Tapi umumnya rata-rata begitu. Intinya kalo memang tidak cocok dan ingin meminimalisir percekcokan ya ga usah jalan bareng. Simple.
Kalo saya sih,buat siapa aja yang masih muda, tua juga ngga apa-apa sih kalo mau travelling, sehat, punya uang, punya waktu, selama ada kesempatan, travelling lah sejauh-jauhnya. Lihat tempat lain yang berbeda dengan lingkungan sendiri. Pelajari hal-hal yang tidak ditemui di sekolah atau kuliah. Ketemu orang-orang baru. Siapa tahu ketemu dengan kesempatan atau jodoh...eaaa...😆
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan jika ada yang ingin ditanyakan atau dikomentari, tapi yang sopan ya....Spam & komentar yang gak sopan saya delete...